Semua Tentang Akademi Angkatan Udara (AAU)
Akademi Angkatan Udara (AAU) adalah sekolah pendidikan
TNI Angkatan Udara di Yogyakarta, Indonesia. Akademi Angkatan Udara mencetak Perwira TNI Angkatan Udara. Secara organisasi, Akademi Angkatan Udara berada di dalam struktur organisasi TNI Angkatan Udara, yang dipimpin oleh seorang Gubernur Akademi Angkatan Udara.
TNI Angkatan Udara di Yogyakarta, Indonesia. Akademi Angkatan Udara mencetak Perwira TNI Angkatan Udara. Secara organisasi, Akademi Angkatan Udara berada di dalam struktur organisasi TNI Angkatan Udara, yang dipimpin oleh seorang Gubernur Akademi Angkatan Udara.
Sevron
Sevron adalah istilah tanda kepangkatan yang dipergunakan oleh Para Karbol sebagai sarana menunjukkan identitas hierarki, tingkat dan pangkat yang sedang disandang pada masa pendidikan di AAU. Bila di antara Anda ada yang belum mengetahui arti dari beberapa atribut seragam Karbol, berikut ini akan dijelaskan secara singkat :
Prajurit Karbol Tingkat I disingkat "PRAKAR" lama pendidikan 4 Bulan.
Kopral Karbol Tingkat I disingkat "KOPKAR" lama pendidikan 9 Bulan.
Sersan Karbol Tingkat II disingkat "SERKAR" lama pendidikan 12 Bulan.
Sersan Mayor Dua Karbol Tingkat III disingkat "SERMADAKAR" lama pendidikan 12 Bulan.
Sersan Mayor Satu Karbol Tingkat IV disingkat "SERMATUKAR" lama pendidikan 12 Bulan.
Istilah Karbol
"Karbol" adalah nama panggilan populer yang melekat pada Laksamana Madya Udara Profesor Doktor Abdulrahman Saleh (almarhum). Sejak semasa beliau masih mahasiswa Kedokteran di "Geneeskundige Ilogeschool" Batavia (sekarang "Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia"), beliau dikenal sebagai satu-satunya ahli ilmu "Faal" pada saat itu pada zaman jajahan pemerintahan Hindia Belanda. Sebagai mahasiswa senior beliau dikenal sebagai orang yang menekuni radiotelegrafi. Bahkan pada zaman pendudukan pemerintah militer Jepang, beliau berhasil merakit stasiun radio amatir di asrama Salemba Jakarta. Stasiun radio ini sangat berguna untuk para pejuang gerakan bawah tanah pemuda-pemuda kita selama 3,5 tahun pendudukan Jepang (antara lain para pemuda seperti Sutan Syahrir, Adam Malik dan kawan-kawan). Di samping itu beliau juga dikenal sebagai mahasiswa yang menekuni mesin-mesin mobil dan mesin-mesin pabrik pada zaman Belanda pada waktu itu boleh dikatakan "Langka". Segala sesuatu yang berkaitan dengan perlistrikan, baik dalam ilmu pengetahuan maupun prakteknya beliau kuasai. Secara fisik, Abdulrahman Saleh yang lahir pada 1 Juli 1909 di Kwitang, Jakarta Pusat, adalah seorang Pemuda yang bertubuh tegap, tinggi, berbadan atletis, kulit sedikit gelap dengan rambut keriting (ikal). Dikalangan para dosen (yang kebanyakan orang Belanda) Abdulrachman Saleh dikenal karena otaknya yang cemerlang, inovatif sekaligus kreatif. Meskipun ia adalah orang pribumi, namun pribadi nya tidak kalah dengan mahasiswa lain yang kebanyakan orang Belanda.
Karena berbagai ciri keunggulan, salah seorang dosennya yang orang Belanda sering memanggil Abdulrahman Saleh dengan sebutan Krullebol (Si Kriting yang Cerdas).
Ide dari Marsekal TNI (Purn) Saleh Basarah
Letnan Kolonel Udara Saleh Basarah yang pada tahun 1963 menjabat sebagai Perwira Udara Wing Dik 001 merangkap anggota pelaksana proyek Akademi Angkatan Udara mempuyai gagasan agar sebutan Karbol digunakan dilingkungan para Cadet Angkatan Udara. Ide ini diilhami, ketika Letkol Udara Saleh Basarah mengikuti perjalanan muhibah dalam sebuah misi pendidikan ke luar negeri pada tahun 1963 yang dilaksanakan ke beberapa negara Eropa, Asia dan Amerika. Ketika berkunjung ke USAF (United Stated Air Force) di Washington selama sepekan, Letkol Udara Saleh Basarah mendengar panggilan "Mr.Doolly", "The Doolles", Doolly" dikalangan Cadet. Setelah ditanyakan, ternyata itu panggilan yang diadopsi dari seorang penerbang militer AS yang begitu hebat prestasinya General USAF James H. "Jimmy" Doollitle. Setelah kembali ke Indonesia, Letkol Udara Saleh Basarah tertarik dengan cara yang dilakukan oleh USAF Academy. Letkol Udara Saleh Basarah pun ingat dengan tokoh idolanya yaitu Komodor Muda Udara Prof.Dr. Abdulrahman Saleh yang punya sebutan Pak Karbol. Maka ia pun mengusulkan kepada Komandan Komando Pendidikan TNI AU agar sebutan Karbol digunakan untuk menyebut Kadet AU. Usul itupun diterima, tanpa melalui surat keputusan apapun, akhirnya tahun 1963 panggilan Karbol langsung disosialisasikan dikalangan Kadet AU melalui Senat Taruna dalam sebuah Apel Pagi dilapangan Maguwo. Dan sejak tahun 1963 sebutan Karbol telah melekat pada diri Taruna AAU.
Dengan sebutan Karbol untuk Taruna Akademi TNI Angkatan Udara, diharapkan para Karbol dapat mencontoh kemampuan beliau dalam menekuni setiap materi ajaran dan latihan yang diberikan baik di kelas maupun di lapangan, sehingga para Karbol dapat mahir dan terampil di bidang tugasnya.
Sejarah perkembangan Akademi Angkatan Udara
1. Umum
Akedemi ngkatan Udara (AAU) yang berkedudukan di Yogyakarta merupakan salah satu lembaga pendidikan militer di Lingkungan TNI/TNI AU dan masuk dalam kategori lembaga pendidikan tinggi di lingkungan nasional. Secara organisatoris, AAU merupakan badan pelaksana pusat Mabesau yang betugas menyelenggarakan pendidikan pertama perwira sukarela TNI/TNI AU yang bercirikan prajurit pejuang Saptamarga profesional, berkemampuan akademis potensial dasar matra udara, serta berkesempatan jasmani untuk menunjang tugas dalam pengabdian selaku bagian dari kekuatan pertahanan negara.
Seiring dengan tugas tersebut, AAU menyelenggarakan tiga program studi/majoring meliputi Teknik Aeronautika, Teknik Elektronika dan Teknik Manajemen Industri. Program pendidikan AAU dilaksanakan selama 4 tahun yang meliputi 1 tahun program pendidikan integratif di Resimen Chandradimuka Magelang dan 3 tahun di Akademi Angkatan Udara. Karbol yang lulus dari pendidikan dilantik menjadi perwira TNI/TNI AU serta dapat mengembangkan kemampuan sejalan dengan perkembangan teknologi sistem senjata TNI AU. Sejalan dengan pengalaman penugasan dan pendidikan pengembangan selanjutnya, para lulusan AAU diproyeksi untuk menjadi pemimpin dalam organisasi TNI/TNI AU.
2. Sejarah Perkembangan AAU
Sejarah AAU diawali dengan Sekolah Penerbang yang didirikan pada tanggal 15 November 1945 oleh Agustinus Adisutjipto di Pangkalan Udara Maguwo ( Lanud Adisutjipto ) Yogyakarta. Pada bulan September 1947, untuk pertama kali TNI AU menerima pemuda-pemuda lulusan SLA untuk di didik sebagai siswa penerbang. Pendidikan dibekali dengan dasar kemiliteran di Bukit TInggi dan dilanjutkan dengan pendidikan penerbang di India. Pada bulan November 1950 sebanyak 60 Kadet TNI AU dikirim ke California (USA) untuk mengikuti pendidikan penerbang di Taloa.
Dalam perkembangan selanjutnya, dilaksanakan pembangunan gedung sebagai sarana tempat belajar. Bertepatan dengan hari TNI AU tanggal 09 April 1960, diadakan upacara peletakan batu pertama pembangunan Kesatrian Akademi Angkatan Udara di Lanud Adisutjipto. Selanjutnya pada tanggal 26 Juli 1965 Kesatrian AAU beserta Pusaranya diresmikan Menteri Panglima Angkatan Udara. Tanggal 26 Juli tersebut kemudian dinyatakan sebagai hari jadi AAU.











0 komentar: